Kehadiran mi goreng atau sering juga disebut siu mie dalam perayaan Tahun Baru Imlek sudah wajib hukumnya. Makanan khas Imlek satu ini memiliki makna panjang umur, kebahagiaan, serta rejeki yang berlimpah. Untuk membuat harapan itu terwujud, banyak yang percaya bahwa mi ini harus disantap secara utuh hingga bagian paling ujung dari mi ini.
Makan mi khususnya siu mie saat perayaan hari-hari besar seperti perayaan hari raya Imlek memiliki filosofi yang sangat mendalam. Mi yang panjang dilambangkan sebagai usia. Sehingga, memakan mi khususnya siu miesaat perayaan Imlek memiliki harapan agar mereka yang memakannya diberikan umur yang panjang. Selain melambangkan usia, siu mie juga melambangkan rejeki. Mi yang panjang dan tidak terputus diharapkan seperti rejeki yang juga tidak terputus. Bagi mereka yang memakannya saat perayaan hari Imlek memiliki harapan agar pada tahun yang akan datang diberikan rejeki yang berlimpah dan tidak terputus. Selain dua filosofi di atas, siu mie juga dilambangkan sebagai pembawa kebahagiaan dan kegembiraan. Memakan siu mie diharuskan menggunakan sumpit. Karena selain sebagai tradisi, memakan dengan menggunakan sumpit bisa lebih memudahkan dan agar mi tidak terputus. Selain itu, memakannya pun ada aturan tertentu. Kita tidak diizinkan untuk menggigit atau memotongnya karena dipercaya agar rejeki dan usia tetap panjang dan tidak terputus. Selain cara memakannya yang menggunakan aturan, cara memasaknya pun menggunakan teknik khusus, yaitu tidak terlalu sering diaduk dan mengaduknya pun perlahan agar tekstur mi tidak mudah terputus atau tidak mudah hancur.
Bahan:
Bahan garnish:
Cara membuat siu mie: